Nurinwa Ki S. Hendrowinoto: PIETA (Senandung Indonesia Raya)
Mendapatkan Ilmu dari Berkeliling Eropa
PIETA: Senandung Indonesia Raya adalah salah satu karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto. Ia merupakan seorang guru besar ilmu sosial yang telah melahirkan banyak karya dan penghargaan. Berbagai karyanya didominasi dengan karya-karya berbentuk biografi tokoh-tokoh hebat Indonesia. Seperti karyanya yang lain, PIETA juga merupakan sebuah karya semi autobiografi. Bedanya, karya ini ia ciptakan sebagai sebuah karya semi autobiografi dirinya sendiri.
Karya Hendrowinoto berjudul PIETA ini menceritakan sebuah pengembaraan dirinya di daratan Eropa. Cerita dimulai dari San Pietro yang kemudian berlanjut ke kota sekaligus negara lainnya, seperti Colosseum, Roma, Menara Pisa, Venesia, Danau Lugano, Mount Titlis, Zurich, Lion Monument, Lucerne, Paris, Brussels, Amsterdam, Belanda, dan Dubai. Selama perjalanan, Hendrowinoto benar-benar mengulas segala hal yang ia lewati, tidak lepas dari ingatannya mengenai Indonesia. Tentu saja, buku semi autobiografi ini memang terinpirasi dari tokoh Soekarno yang ia tulis menjadi persembahannya kepada Alm. Ibunya. Sebagai seorang guru besar ilmu sosial yang memiliki sangat banyak pengalaman dan latar belakang penelitian, buku ini menjadi sangat syarat akan kandungan ilmu pengetahuan. Banyak dimunculkan rutinitas, permasalahan, budaya, dan berbagai hal yang ada di tempat-tempat yang disinggahinya. Selain itu, penarikan-penarikan relevansi yang dilakukannya dari tempat-tempat di Eropa tersebut dengan Indonesia menjadi hal yang sangat kaya akan data dan pengetahuan.
Bagi pembaca seperti saya, buku ini sangat menarik. Beberapa hal dalam buku ini menjadikan buku ini salah satu favorit saya untuk dibaca berulang-ulang. Hendrowinoto membuat perjalanannya dapat dinikmati pembaca, bahkan sebagai pembaca seolah menjadi ikut dalam perjalanannya berkeliling Eropa. Sebagai seorang guru besar ilmu politik dan memiliki background sebagai peneliti, buku ini memuat sangat dalam ilmu-ilmu pengetahuan, seperti sejarah, budaya, hubungannya dengan Indonesia, dan relevansi dari tempat-tempat yang ia kunjungi terhadap pemikiran-pemikirannya. Pembaca tentunya dapat mengambil banyak ilmu hanya dengan membaca buku ini. Selai itu, buku ini juga memotivasi pembaca untuk melakukan perjalanan seperti yang Hendrowinotolakukan dengan pemahaman yang kita miliki terhadap tempat-tempat yang akan dikunjungi.
Kekurangan dari buku ini sangat sedikit, mungkin hanya persoalan muatan isi yang tidak semuanya mudah dipahami. Terutama bagi pembaca yang memiliki gap ilmu pengetahuan yang jauh. Akan tetapi, kekurangan tersebut sangat dapat dimaklumi.
Sebagai pembaca, saya sangat merekomendasikan siapa saja untuk membaca buku ini. Selain memberikan banyak ilmu pengetahuan, membaca buku ini juga memberikan motivasi sekaligus perasaan berkeliling dunia yang sangat menarik. Tidak ada batasan umur untuk membaca buku ini, menurut saya. Jadi semua orang dapat membaca buku ini.
Surakarta, 16 Agustus 2020
Posting Komentar
0 Komentar