Mas Marco Kartodikromo : Student Hidjo

 Belajar!

Resensi Buku Student Hidjo Karya Mas Marco Kartodikromo

Resensi Buku Student Hidjo Karya Mas Marco Kartodikromo

Judul Buku            : Student Hidjo 

Penulis                   : Mas Marco Kartodikromo 

Penerbit                 : Narasi 

Tahun terbit           : 2018 

Jumlah halaman    : 186 halaman 

Ukuran buku         : 13 cm x 19 cm 


    Mas Marco Kartodikromo adalah seorang penulis yang telah melahirkan banyak karya-karya besar pada zamannya. Sebagai seorang jurnalis yang dikenal dengan nama pena Mas Marco telah melahirkan karya-karya fiksi, salah satunya Student Hidjo. Karya ini merupakan salah satu karya fiksi yang diterbitkan pertama kali pada 1918. Student Hidjo merupakan sebuah novel yang menceritakan mengenai seorang pelajar keturunan Jawa yang dikirim ke Belanda oleh orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. 

    Kisah dalam novel Student Hidjo mengambil latar belakang masa Hindia Belanda, yaitu ketika para keluarga priyayi Hindia menginginkan anggota keluarganya, terutama anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik dengan mengirimkannya ke Belanda. Hal tersebut dikarenakan para orang tua menginginkan perbaikan dan keterjaminan masa depan keturunan mereka setelah mendapatkan pendidikan di Belanda. 

    Sebagai pembaca, saya sebenarnya sangat dilematis dalam mengulas novel ini. Hal ini tentu saja dikarenakan kesalahpahaman saya dalam memaknai Student Hidjo itu sendiri. Awalnya, saya kira muatan dalam novel ini akan terfokus pada tokoh yang bernama Hidjo. Akan tetapi, membaca kisahnya sampai akhir justru membuat pemikiran saya berubah. Bagi saya, tokoh Hidjo justru tidak berperan penting dalam menyampaikan segala hal yang Mas Marco ingin sampaikan kepada pembaca, melainkan justru penggambaran lingkungan di sekitar tokoh Hidjo tersebutlah yang penting. 

    Bagi saya sebagai pembaca, kompleksitas lingkungan Hidjo justru yang berperan sangat penting dalam menyampaikan pesan kepada pembaca. Hal ini dikarenakan penulis menyajikan dua kelompok atau kelas sosial yang sangat jelas, yaitu mengenai kelompok priayi dan kelompok Belanda yang ada di Hindia ketika itu. Kedua kelompok tersebut dikisahkan Mas Marco dengan latar belakang budaya yang sangat kuat. Kisah tersebut menjadikan munculnya representasi kaum superioritas dan ketidakberdayaan kaum pribumi. 

Mas Marco memunculkan kaum superioritas dalam novel ini tentu saja diwakili oleh Belanda dan kaum priayi yang mewakili pribumi dengan ketidakberdayaannya. Konflik idiologi antara kedua kelompok tersebut disajikan sangat detail oleh penulis. Hal tersebut pulalah yang menjadikan menurut saya, tokoh utama dalam buku ini justru tidak berperan penting. Kompleksitas konflik idiologi antara Belanda dan pribumi justru ditampilkan penulis tanpa melibatkan tokoh utama dalam cerita. Penulis lebih sering menyajikan pemikiran-pemikiran yang mewakili kedua kelompok tersebut melalui hal lain, seperti artikel surat kabar, seting yang terutama keadaan sehingga memaksa suatu seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu hal. 

    Hal-hal tersebut kemudian selaras ketika saya membaca mengenai riwayat Mas Marco Karyodikromo. Ia merupakan seorang jusnalis dan penulis yang sangat kritis terutama terhadap kedaan atau budaya masyarakat pribumi pada masa itu. Ia menginginkan adanya kemajuan masyarakat pribumi agar ada kesamaan derajat antara pribumi dan Belanda kala itu. Hal tersebut sangat jelas disajikan dalam novel mengenai hubungan kelompok priayi dengan Belanda. 

    Karakter idiologi yang sangat kuat disajikan oleh penulis ini tentu saja menjadi keunggulan novel ini. Selain itu, berbagai hal budaya yang dimunculkan menjadi tambahan ilmu bagi siapa saja yang membacanya. Novel ini juga memuat mengenai betapa pentingnya pengetahuan bagi seseorang, sehingga mengajarkan pembaca bahwa belajar adalah salah satu cara untuk dapat memperbaiki suatu keadaan seperti keadaan ideal yang diinginkan penulis, yaitu persamaan derajat. Belajar yang lebih ditonjolkan dalam novel ini adalah mengenai memahami segala hal yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Tujuannya agar tahu sesuatu yang perlu dan harus diperbaiki. 

    Kelemahan novel ini adalah ketidakterlibatan tokoh utama dalam menyampaikan pesan penulis kepada pembaca menjadikan pembaca menjadi salah fokus. Hal ini karena tokoh utama justru tidak menonjol dalam berbagai konflik cerita dibanding lingkungan disekitarnya. Keadaan di lingkungan sekitar tokoh utama justru lebih menonjol dalam menyampaikan pesan. Hal tersebut menjadikan pembaca memahami kembali isi novel bahkan setelah selesai membacanya. 

    Meski demikian, saya sangat merekomendasikan siapa pun membaca novel ini. Hal ini karena selain pemikiran-pemikiran maju penulis mengenai sebuah keadaan yang dapat diteladani, juga karena banyaknya muatan budaya yang ada di dalamnya. Membaca novel ini dapat memberikan pembaca dapat belajar banyak hal dari sebuah keadaan yang disajikan penulis dalam cerita. 

Surakarta, 1 November 2020 

Posting Komentar

0 Komentar